Friday 12 March 2010

MISTERI JEJAK DULMATIN, FILIPINA KE PAMULANG

Lebih dari setahun lalu Dulmatin diam-diam kembali. Dia menyaru jadi Muhammad Yahya.
VIVAnews - Dulmatin, gembong teroris di balik peristiwa Bom Bali 1 2002, dipastikan tewas dalam penggerebakan di Pamulang, Tangerang. Tewasnya Dulmatin di luar prediksi, sebab dia dikabarkan berada di Mindanao, Filipina. Selama delapan tahun belakangan, aparat Filipina menyatakan Dulmatin yang bersembunyi di antara gerombolan Abu Sayyaf, tewas di tangan aparat. Tiga kali Filipina mengumumkan kematian Dulmatin.

Namun klaim itu terbukti salah. Petualang Dulmatin berakhir di sebuah warnet di Pamulang.

Yang masih pertanyaan, kapan, dan apa tujuan Dulmatin kembali ke Indonesia.

Seorang anggota pasukan antiteror Indonesia menyatakan Dulmatin masuk diam-diam ke Indonesia diam-diam lebih dari setahun lalu. Tak ada yang sadar dia adalah buron teroris nomor wahid. "Kami belum memastikan mengapa dia kembali ke Indonesia," kata dia kepada The Star.
Selama di Indonesia Dulmatin memakai nama alias Muhammad Yahya. Muhammad Yahya lantas masuk ke radar Densus 88 Antiteror. "Nama Muhammad Yahya masuk dalam lingkaran militan. Kami mengawasainya, tapi jujur, saat itu kami tidak tahu siapa dia -- kami juga tak tahu Muhammad Yahya ternyata Dulmatin," kata petugas yang meminta namanya disamarkan.

Menurut dia, polisi mengawasi Muhammad Yahya, tapi dia bukan prioritas. Densus 88 saat itu lebih memprioritaskan perburuan gembong teroris lain, termasuk Noordin M Top. Diyakini Dulmatin terkait kelompok Noordin, Tandzim Al-Qodat. "Dulmatin percaya jihad dan membunuh orang-orang kafir sebagai bagian dari misi untuk mendirikan negara Islam didasarkan pada hukum syariah." Sebagai Muhammad Yahya, Dulmatin bekerja sebagai pedagang ternak di sebuah kota di Jawa Tengah. Dia dikenal ramah dan berinteraksi dengan baik dengan masyarakat setempat.

"Ia menggunakan banyak alias untuk menghindari deteksi. Dia juga pandai berinteraksi dengan penduduk setempat," kata petugas tersebut. Diceritakan dia, nama Muhammad Yahya muncul kembali di bulan Februari -- ketika polisi menggerebek kamp pelatihan teroris. Dalam penggrebekan itu, tiga polisi tewas dan 21 orang diduga teroris ditahan.

"Orang-orang yang dilatih di kamp terdiri dari orang Hawa dan Aceh. Satu dari pelatih adalah mantan anggota GAM [Gerakan Aceh Merdeka], kata sumber tersebut. Namun, mantan anggota GAM itu, lanjut dua, adalah yang bagian dari anggota GAM yang menolak penjanjian damai dengan pemerintah Indonesia. "Di sanalah terkuak bahwa Muhammad Yahya adalah Dulmatin," kata dia. Setelah itu, polisi makin memperketat pengawasan pada pria asal Pemalang tersebut.

Diketahui, Dulmatin sering bolak-balik Aceh-Jakarta. Kenapa Jakarta? Ada mantan sahabatnya di Filipina Selatan -- yang duluan balik ke Indonesia-- menampung dan melindungi dia.
11 Maret 2010 - http://nasional.vivanews.com/news/read/135559

No comments:

Post a Comment